Kamis, 10 Januari 2008

Sepucuk Surat Untuk Ma'had Darul Arqam

Bandung 21 Juli 2007

Kepada

Yth. Ma’hadku Tercinta

Darul Arqam

بسم الله الرحمن الرحيم

السلا م عليكم ورحمة الله وبركا ته

Ma’hadku Tercinta

Senang sekali rasanya akhirnya aku diberi kesempatan oleh Allah swt. untuk mencurahkan seluruh perasaan yang selama ini terus ku pendam dalam hati tentang dirimu yang sekarang menjadi menjadi tempat menaungi langkahku dalam menuntut ilmu, dan mengembangkan potensi demi meraih prestasi serta tempatku menemukan jati diri.

Jujur aku bangga lho dapat menjadi salah seorang dari santrimu, karena aku tahu bahwa kamu adalah pondok pesantren yang cukup dikenal oleh banyak orang. Kamu dikenal karena mampu mencetak kader-kader yang handal di masyarakat dan prestasimu pun cukup membanggakan di mata masyarakat. Orang tuaku menyekolahkan ku di sini karena menyimpan harapan besar terhadap masa depanku kelak.

Hari berganti hari, tak terasa sudah dua tahun aku di sini, dan sekarang aku sudah menginjak kelas tiga, selama itu pun banyak hal yang ku alami yang tak kan ku lupakan sampai hari nanti. Aku pun telah mendapatkan banyak hal di sini, ilmu agama, umum, dakwah dan yang lainnya Alhamdulillah telah ku kuasai, yang aku percaya semua itu akan menjadi bekalku baik di dunia maupun di akhirat nanti. Tapi perjalananku di sini masih panjang, masih banyak hal yang harus kulalui, dalam menggapai hal-hal yang selama ini aku cita-citakan.

Ma’hadku Tercinta

Seperti kata pepatah, tiada gading yang tak retak, begitu juga yang aku rasakan selama belajar di sini, aku merasa masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki dalam dirimu. Karena pada kenyataannya, aku aneh melihat santri-santrimu walaupun hanya sebagian saja, tapi sepertinya mereka kehilangan jati diri sebagai seorang santri sehingga mereka banyak melakukan hal-hal yang tidak pantas dilakukan oleh pelajar yang bersekolah di sebuah pondok pesantren. Dari soal bahasa sehari-hari saja, aku melihat masih banyak santri-santrimu yang berbahasa seperti layaknya preman di terminal, atau orang yang tidak berpendidikan lainnya. Prilaku mereka pun, masih ada yang mengikuti tingkah laku orang-orang diluar sana, seperti rokok, kemudian bergabung dengan geng yang tidak jelas, dan lain sebagainya.

Aku akui bahwa memang kami sebagai santri yang banyak bersalah karena tidak mematuhi peraturan yang sudah engkau tetapkan dan malah melanggarnya. Dan aku akui bahwa kami melakukan hal-hal itu karena kami belum sepenuhnya dewasa dan masih harus lebih banyak belajar. Tapi di sisi lain, aku juga menginginkan adanya perbaikan dalam dirimu, karena aku melihat kurangnya penegakkan kedisiplinan terhadap santri-santrimu. Karena kalau dibiarkan, maka mereka tidak akan takut lagi kepadamu dan hal itu akan merugikanmu juga. Dan memang aku dan teman-temanku mempunyai sebuah penyataan yang mudah-mudahan tidak menjadi kenyataan yaitu bahwa pondoklah yang butuh santri, tapi santri tidak lagi membutuhkan pondok. Kalau pernyataan tersebut sampai terjadi, maka aku tidak bisa membayangkan yang terjadi, karena pasti kamulah yang dirugikan oleh santri-santri yang memang sudah tidak butuh lagi kepadamu.

Ma’hadku Tercinta

Kenapa ya kata kakak-kakak kelasku, kamu yang sekarang berbeda dengan yang waktu dulu?, sekarang bangunanmu sudah megah, fasilitasmu sudah lengkap, makan sudah enak dan belajar pun sudah nyaman. Tapi aku lihat, semakin ke sini sepertinya kualitas santrimu malah semakin menurun. Walaupun kuantitas memang semakin banyak,sehingga hanya sedikit yang berkualitas. Dan memang kita harus bersama-sama instrospeksi diri atas hal ini, karena aku tidak ingin semakin mahal SPP, tapi kualitas santri-santrimu malah semakin menurun. Karena aku takut suatu hari nanti, kamu akan kehilangan semua pencapaianmu selama ini, disebabkan oleh sebagian santrimu yang kurang cakap di tengah-tengah masyarakat yang disebabkan oleh kualitasnya yang kurang.

Aku juga berpesan kepadamu untuk bisa memajukan IRM dan HW. Keduanya merupakan organisasi yang mewadahi santri untuk belajar dan bisa berorganisasi, sehingga Insya Allah Muhammadiyah tidak akan kekurangan kader di masa yang akan datang jika sejak dini dilatih untuk mengerti dan memahami tentang organisasi. Dan sangat disayangkan jika kamu kurang mendukung keduanya dalam menjalankan programnya masing-masing. Jadi aku berharap agar kamu dapat terus memberikan bimbingan serta dukungan kepada keduanya.

Lalu aku berharap kamu juga bisa membantu mengembangkan potensi yang ada pada diri santri. Karena alangkah tidak baiknya jika kamu menghalang-halangi kebebasan ku untuk berekspresi dan mengembangkan potensi, dengan alasan mengganggu pelajaran atau yang lainnya. Karena aku bisa sukses bukan hanya karena belajar dan mendengarkan guru setiap hari di kelas, tapi juga karena aku aktif di organisasi, mengadakan kegiatan dengan teman-teman, main band dan lain sebagainya.

Ma’hadku Tercinta

Sekarang, tibalah bagian akhir dari surat ini, sebenarnya masih banyak hal yang ingin ku ungkapkan kepadamu, karena jika dalam sehari aku menulis satu paragraf saja tentangmu, maka selama dua tahun ini sudah ada sekitar tujuh ratusan paragraf yang ku tulis, dan surat ini hanya berisi sebelas paragraf saja, tapi mungkin di lain kesempatan saja, lagi pula Insya Allah surat ini sudah cukup mewakili keseluruhan perasaanku selama ini.

Aku juga berharap agar kamu dengan senang hati menerima surat dari ku dan memaafkan apabila di dalamnya terdapat kesalahan, karena aku hanya salah seorang santrimu yang baru dua tahun menuntut ilmu sehingga masih banyak yang harus aku pelajari lagi.

Terakhir, aku mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepadamu dan guru-guruku yang selama ini telah mendidikku, pembinaku yang selama ini telah membimbingku dan aku yakin bahwa kalian semua ikhlas dalam melakukannya. Jazakumullahu khairan katsiiran. Akhir kata

Bravo Darul Arqam !!!

Nun Walqalami Wa Maa Yashthuruun

والسلا م عليكم ةورحمة الله وبركا ته

Hormatku

Salah seorang santrimu

M.Robby Rodliyya K

3 komentar:

zakifitria mengatakan...

alhamdulillah.. ternyata ada segelintir anak di darul arqam seperti kamu. tapi kok hanya sedikit ya?

zakifitria mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Taufik mengatakan...

lagi googling Mahad darul Arqom, ketemu tulisan ini. ditulis tahun 2007? berarti sekarang udah luluskah?
bulan Mei nanti 13-15 Mei 2011 diadakan Reuni Abituren Darul Arqom. Saya berharap bisa ketemu dengan kamu, penulis artikel di blog ini.