Kemarin-kemarin, kalau kita lihat baik di media cetak atau elektronik, yang menjadi topic utama adalah tentang Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Sebenarnya, apaan sih Ahmadiyah? Gini nih, kalau aku boleh menjelaskan secara etimologis bahwa ahmadiyah itu berasal dari kata "Ahmad". Kemudian, diakhirnya ditambah Ya Nisbah dan tak Marbuthah sehingga jadi lah Ahmadiyah. Nah fungsi Ya Nisbah dan Ta Marbuthah ini untuk menunjukan arti yang mengikuti atau pengikut. Jadi secara singkat kita dapat simpulkan bahwa Ahmadiyah itu secara bahasa artinya Pengikutnya Si Ahmad. Itu secara bahasa, kalau secara istilah saya juga bingung euy! Soalnya saya bukan orang Ahmadiyah, jadi bisi salah kan repot, pokoknya mah artikan aja sendiri.
Emang aneh lho, kenapa sih Ahmadiyah bisa muncul? Jadi dulu ada seseorang yang namanya Mirza Ghulam Ahmad. Dia tuh katanya mah orang soleh, dan ngakunya mah dapet mimpi-mimpi yang berasal dari Allah Swt. Lalu dia mencatatnya dan sama pengikutnya dijadiin we kitab Tadzkirah. Dan yang bikin saya aneh, kenapa sih dia bisa ngaku-ngaku nabi? Atau cuma sama pengikutnya aja dia dianggap nabi? Setelah say baca buku karangan alumni pesantren saya Darul Arqam yaitu Kang Apep Fajar Kurniawan ternyata Ahmadiyah juga terbagi dua. Ada Ahmadiyah Qadiyan dan ada juga Lahore. Yang Qadiyan menganggap bahwa Si Ahmad itu nabi, sedangkan yang Lahore menganggap bahwa Si Ahmad itu bukan nabi melainkan Mujadid atau pembaharu. Mereka juga punya dalil-dalil yang berasal dari al Quran dan Hadits yang mereka tafsirkan sendiri. Kalau mau tahu lebih lengkap, baca aja deh skripsinya Kang Apep mahasiswa tafsir hadits UIN Jakarta yang mungkin saking bagusnya akhirnya diterbitkan jadi buku. Judulnya "Teologi Kenabian Ahmadiyah".
Lalu setelah jauh-jauh dari Lahore dan Qadiyan, saya kembali lagi neh ke Indonesia. Memang di Indonesia Ahmadiyah menjadi topik yang sangat hot menyaingi kawin cerainya para artis. Ada yang pro, ada juga yang kontra. Yang pro katanya bahwa kebebasan agama harus dilindungi. Yang kontra katanya bahwa Ahmadiyah tuh sudah terang-terangan melempar kotoran ke muka umat islam karena tidak mengakui Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir. Akhirnya, rame tuh perang sesama bangsa Indonesia. Sampai akhirnya pemerintah turun tangan dan keluar deh SKB 3 menteri. Yang intinya bahwa Ahmadiyah tidak boleh lagi menyebarkan fahamnya di Indonesia. Lagi-lagi tetep aja pada belum puas, dari yang pro kecewa, yang kontra juga menganggap bahwa SKB tersebut SKB "Banci", karena tidak berani untuk membubarkan Ahmadiyah. Yah, kalau saya mah hanya mendoakan semoga orang-orang Ahmadiyah sadar bahwa mereka itu udah bikin repot negara, pemicu konflik FPI vs AKKBB, pemicu perpecahan antara umat islam di Indonesia dan memicu umat islam membakar tempat yang dimuliakannya yaitu masjid. Cing, nyingkah lah ti Indonesia mah, daripada beuki ripuh euy! Nih, saya mah tidak ingin kematian kalian menyerupai kematian nabi kalian.
Jadi pas zaman dulu, Syaikh Abdul Wafa' seorang pemimpin Jamiah Ahlul Hadits di India pernah mendebat dan mematahkan hujjah Mirza Ghulam Ahmad. Ia menyingkap keburukan, kekufuran dan penyimpangan yang disembunyikan si Mirza. Nah, si Mirza gak sadar-sadar, akhirnya Syaikh mengajukan opsi Mubahalah. Kalau belum tahu bahwa Mubahalah adalah doa sungguh-sungguh diantara dua pihak yang berbeda pendapat. Tujuannya adalah agar Allah Swt. Menjatuhkan hukuman kepada pihak yang berdusta. Tahu kan sumpah pocong? Nah kayak gitu tapi ini mah dalam urusan agama dan keyakinan. Pada 15 April 1907 M, Mirza Ghulam Ahmad mengeluarkan surat Mubahalah terhadap Syaikh Abdul Wafa' yang isinya bahwa si Pendusta akan dilaknat oleh Allah, terkena kolera dan mati dalam keadaan hina. Tahu gak apa yang terjadi? Tak lama setelah mubahalah, Mirza Ghulam Ahmad menemui ajalnya. Tepatnya 13 bulan 11 hari, yakni yakni pada 26 Mei 1908. Ironisnya, Mirza mati di dalam WC karena kolera dalam keadaan berlumuran kotoran. Sedang Syaikh Abdul Wafa' tetap hidup hingga 40 tahun setelah kematian si Mirza.
Tuh, serem kan kematiannya, makannya mendingan cepet-cepet tobat deh! Dan yang gak masuk Ahmadiyah, perkuat lagi deh Akidahnya. Lieur euy zaman sekarang mah, udah banyak teuing pihak-pihak yang mengacak-acak akidah semau gue.
Sebelumnya sorry euy, tulisan ini bukan bermaksud buat menggurui, tapi hanya menyeru kepada yang membacanya. Dan kalau ada kesalahan pada bagian linguistic, sorry saya juga bukan mahasiswa jurusan bahasa yang mempelajari gramatika sintaksis atau semiotika yang berhubungan dengan semantic dan hermeneutika yang jadi interpretasi kontemporer yang berimplikasi terhadap dekadensi antropologi pada masyarakat yang tak berlogika. Saya cuma analis amatir yang masih menempuh studi kelas 1 Madrasah Aliyah di Ma'had Darul Arqam Garut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar