Jumat, 16 Mei 2008

Globalisasi

Jika kita mengkaji diskursus globalisasi di era modern dan posmodern dengan menggunakan metodologi semiotika dan hipersemiotika maka kita akan dapati bahwa hal itu merupakan sesuatu yang absurd. Dan akan berimplikasi terhadap primordialisme yang orang banyak memandangnya secara non holistik sehingga eksistensi dan relevansi dari globalisasi tersebut patut untuk dipertanyakan.
Realitanya sekarang, globalisasi sudah menjadi properti bagi kekuasaan despotik yang bersifat diktatoris. Sehingga berimplikasi skizofrenik yang menurut teori psikoanalisis merupakan faktor dari distorsi psikologi.
Lalu jika kita kaji dengan filsafat rasionalisme yang logis dan empiris, maka kita akan dapati bahwa globalisasi merupakan gejala psikososial yang menjadi endemi terhadap umat manusia dewasa ini. Tak dapat dipungkiri bahwa imagologi sudah merasuk ke dalam personalitas manusia dewasa ini. Sehingga terbentuklah hukum hiperealitas yang berimplikasi terhadap kultur konsumerisme dan kapitalisme. Walaupun Karl Marx dalam hal ini meletakan pondasi kapitalisme dalam masterpiece nya Das Capital, tapi euforia yang mengadiksi masyarakat barat membuat westernisasi gencar dilakukan dimana-mana.

Seperti inilah contoh tulisan seorang yang ingin kelihatan keren dimata orang karena bahasanya yang kemahasiswaan atau ketinggian. Dan tulisanku salah satunya!

Tidak ada komentar: