Setelah jauh melangkah
Cahaya kasihmu menuntunku
Kembali dalam dekap tanganmu
Terima kasih cinta untuk segalanya
Kau berikan lagi kesempatan itu
Tak akan terulang lagi
Semuaaa kesalahanku yang pernah menyakitimu
Tanpamu tiada berarti
Tak mampu lagi berdiri
Cahaya kasihmu menuntunku
Kembali dalam dekapan tanganmu
Ada sebuah hal yang menarik dalam lagu terima kasih cinta yang mungkin luput dari pandangan kita. Kita mungkin hanya menganggap lagu ini hanya seperti lagu cinta biasa yang isinya begitu-begitu saja. Tapi aku punya penafsiran lain dengan lagu ini, coba deh perhatikan baik-baik teks lagu ini. Sekilas memang tidak ada yang aneh dengan lagu ini, karena memang masih menggambarkan romantika percintaan anak muda biasa. Tapi aku mencoba melihat lagu ini dari sisi yang lain.
Aku melihat terdapat unsur-unsur tasawuf yang sangat kental dalam lagu ini. Aku mencoba untuk menukar kata "cinta" dalam lagu ini dengan makna "Sang Pemilik dan Pencipta Cinta". Maka aku mendapat sebuah syair yang seperti dibuat oleh para sufi untuk memuji keagungan Allah Swt, serta mengharapkan pengampunan Allah Swt.
Coba lihat deh dari mulai bait pertama, syairnya menunjukan tentang seseorang yang sedang tersesat dan salah menempuh jalan, tapi kemudian Sang Kekasih menuntun dan memberi petunjuk untuk kembali ke pangkuanNya. Dari sini kita mengetahui salah satu sifat Sang Kekasih yang ingin diungkapkan oleh bait pertama, yakni sifat "Rahmat dan Cahaya bagi Seluruh Alam".
Nah, sekarang kita menginjak ke bait kedua yang juga merupakan reff dari lagu ini. Dalam bait ini jelas terlihat bahwa setelah mendapat petunjuk dari Sang Kekasih, seorang hamba yang tersesat pun berterima kasih atas segala hal yang telah dilakukan oleh Sang Kekasih. Dia juga berjanji untuk berbuat kesalahan yang sama kepada Sang Kekasih. Dari syair yang terdapat pada bait kedua ini, maka kita dapat mengambil dua sifat yang harus dimiliki seorang sufi dalam bertaqarub kepada Sang Kekasih, yakni Syukur dan Taubat.
Di bait yang terakhir, seorang hamba menyadari bahwa dirinya tak berarti apa-apa tanpa kehadiran Sang Kekasih di sisinya. Dia juga tidak bisa melakukan apa-apa kalau tidak dalam petunjuk Sang Kekasih. Maka syair di bait terakhir ini menjelaskan kepada kita tentang satu sifat lagi, yakni sifat Tawakal kepada Sang Kekasih. Yakni menyerahkan sepenuhnya dirir hamba atas kehendak dan perlindungan Sang Kekasih.
Jadi secara umum, lagu ini menggambarkan kecintaan seorang hamba terhadap Kekasihnya. Yang kalau dalam ilmu Tasawuf disebut Mahabbah. Dan kalau kita hayati dan resapi kandungan dari lagu ini, maka seolah-olah kita akan tenggelam dalam lautan Tasawuf.
Yah seperti inilah lintasan pikiran yang ada dalam otakku. Terserah lah kepada anda semua apakah setuju atau menentang terhadap pendapatku ini. Yang pasti aku hanya mencurahkan hasil kerja neuron-neuron yang ada di otak ku. Aku juga sama sekali tidak menggunakan hermeneutika atau metode-metode interpretasi lain dalam memahami lagu ini. Yang ku lakukan hanya menggunakan bakat alami ku untuk berpikir. Terus buat Kang Afghan, aku gak bermaksud buat mempromosikan lagu ini kok, tapi kalau nanti lagu ini jadi lebih terkenal, gak apa-apa ya!
Jadi intinya, cobalah melihat segala sesuatu dari sisi yang lain!
Aku melihat terdapat unsur-unsur tasawuf yang sangat kental dalam lagu ini. Aku mencoba untuk menukar kata "cinta" dalam lagu ini dengan makna "Sang Pemilik dan Pencipta Cinta". Maka aku mendapat sebuah syair yang seperti dibuat oleh para sufi untuk memuji keagungan Allah Swt, serta mengharapkan pengampunan Allah Swt.
Coba lihat deh dari mulai bait pertama, syairnya menunjukan tentang seseorang yang sedang tersesat dan salah menempuh jalan, tapi kemudian Sang Kekasih menuntun dan memberi petunjuk untuk kembali ke pangkuanNya. Dari sini kita mengetahui salah satu sifat Sang Kekasih yang ingin diungkapkan oleh bait pertama, yakni sifat "Rahmat dan Cahaya bagi Seluruh Alam".
Nah, sekarang kita menginjak ke bait kedua yang juga merupakan reff dari lagu ini. Dalam bait ini jelas terlihat bahwa setelah mendapat petunjuk dari Sang Kekasih, seorang hamba yang tersesat pun berterima kasih atas segala hal yang telah dilakukan oleh Sang Kekasih. Dia juga berjanji untuk berbuat kesalahan yang sama kepada Sang Kekasih. Dari syair yang terdapat pada bait kedua ini, maka kita dapat mengambil dua sifat yang harus dimiliki seorang sufi dalam bertaqarub kepada Sang Kekasih, yakni Syukur dan Taubat.
Di bait yang terakhir, seorang hamba menyadari bahwa dirinya tak berarti apa-apa tanpa kehadiran Sang Kekasih di sisinya. Dia juga tidak bisa melakukan apa-apa kalau tidak dalam petunjuk Sang Kekasih. Maka syair di bait terakhir ini menjelaskan kepada kita tentang satu sifat lagi, yakni sifat Tawakal kepada Sang Kekasih. Yakni menyerahkan sepenuhnya dirir hamba atas kehendak dan perlindungan Sang Kekasih.
Jadi secara umum, lagu ini menggambarkan kecintaan seorang hamba terhadap Kekasihnya. Yang kalau dalam ilmu Tasawuf disebut Mahabbah. Dan kalau kita hayati dan resapi kandungan dari lagu ini, maka seolah-olah kita akan tenggelam dalam lautan Tasawuf.
Yah seperti inilah lintasan pikiran yang ada dalam otakku. Terserah lah kepada anda semua apakah setuju atau menentang terhadap pendapatku ini. Yang pasti aku hanya mencurahkan hasil kerja neuron-neuron yang ada di otak ku. Aku juga sama sekali tidak menggunakan hermeneutika atau metode-metode interpretasi lain dalam memahami lagu ini. Yang ku lakukan hanya menggunakan bakat alami ku untuk berpikir. Terus buat Kang Afghan, aku gak bermaksud buat mempromosikan lagu ini kok, tapi kalau nanti lagu ini jadi lebih terkenal, gak apa-apa ya!
Jadi intinya, cobalah melihat segala sesuatu dari sisi yang lain!
1 komentar:
Marhaban yaa Ramadhan
bulan suci Ramadhan 1429 H telah Tiba, Bulan keagungan yang penuh hikmah, berkah, rahmah dan ampunan. Bulan peperangan berat melawan musuh terberat manusia - hawa nafsu.
Semoga kita semua menjadi pemenang dalam peperangan ini. Diterima segala amal ibadah kita dan dihapuskan segala dosa dan kesalahan. Kembali ke fitrah sebagai manusia khalifah di muka bumi.
Saya dan keluarga memohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan dan khilaf, lisan maupun tulisan, disengaja ataupun tidak. Insya Allah kami juga sudah memaafkan segala ganjalan, berat hati dan kesalahan yang dilakukan kepada kami. Mudah-mudahan kita semua melewatkan bulan Ramadhan ini dengan hati bersih, lapang dan ikhlas hanya kepada ALLAH SWT.
Marhaban ya Ramadhan
Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1429 H
-- RoE ---
Posting Komentar