Rabu, 28 Mei 2008

Para Penguasa yang Bikin Ketawa

Penguasa dan Jin

Suatu ketika, seorang penguasa mengelus-elus lampu Aladdin milliknya. Setelah jin itu keluar, seperti biasa ia mengajukan beberapa permintaan.

Penguasa :”Hai Jin, aku punya permintaan nih!”

Jin :”Oh silahkan paduka, apapun yang paduka minta akan saya kabulkan”.

Penguasa :”Aku minta kau menghidupkan kembali ayahku yang sudah meninggal 10 tahun yang lalu !”

Jin :”Wah, kalau itu sangat sulit sekali tuan”.

Penguasa :”Oh, jadi kamu tidak sanggup mengabulkannya ?”

Jin :”Ya Tuan!”

Penguasa :”Kalau begitu, aku ada permintaan lain untukmu”.

Jin :”Oh, silahkan tuan.”

Penguasa :”Jadikan diriku sebagai penguasa yang dicintai dan dipuji oleh rakyat saya!”

Jin ”Tidak wahai Tuan, biarlah saya hidupkan kembali ayahanda tuan, karena itu lebih mudah daripada membuat tuan menjadi raja yang dicintai dan dipujin oleh rakyat tuan.”

Bersin

Suatu ketika Gamal Abdul Naseer Presiden Mesir sedang berpidato dihadapan para pejabat Mesir. Ketika ia sedang semangatnya berpidato, tiba-tiba terdengar salah seorang hadirin bersin. Sang Presiden pun diam sejenak sambil menghentikan pidatonya sambil menatap dengan tajam Lantas ia bertanya “Siapa yang tadi bersin?”

Tak ada satupun jawaban dari hadirin. Akibatnya hadirin yang duduk dibarisan pertama diberondong peluru dari pasukan pengaman Presiden. Setelah itu, Presiden bertanya lagi, “Siapa yang tadi bersin?” Ternyata masih juga tak ada jawaban dari hadirin. Maka, berondongan peluru yang sama menghantam hadirin yang duduk di barisan kedua. Setelah itu, Sang Presiden mengulangi lagi pertanyaannya, ternyata di baris ketiga ada seseorang yang berani menjawab. Dengan agak gemetar karena ketakutan ia mengangkat tangan sambil berkata, “Saya tuan Presiden”. Maka dengan spontan, Presiden Gamal Abdul Naseer mengucapkan, “Yarhamukallah.”

Menanamkan Arti Pentingnya Menanam terhadap Anak-anak Indonesia

1. Pendahuluan

Anak-anak Indonesia merupakan generasi penerus yang akan meneruskan estafet tongkat kepemimpinan dari generasi sebelumnya. Mereka juga menjadi tunas bangsa yang diharapkan dapat tumbuh untuk membangun dan membuat Indonesia kembali berjaya.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa salah satu permasalahan yang menghinggapi bangsa ini adalah masalah lingkungan hidup. Sudah menjadi hal biasa saat mendengar, melihat atau membaca dari berbagai media informasi berhektar-hektar hutan di tebang secara ilegal (illegal logging). Sudah menjadi makanan sehari-hari kita suhu udara yang membakar kulit kita dan polusi udara yang menjadi teman setia kita saat kita bepergian dii perkotaan. Sehingga tidak aneh kalau belakangan ini, banjir,gempa,tsunami bahkan lumpur panas beramai-ramai “mengunjungi” Indonesia tercinta ini.

Maka dari itu, anak-anak sebagai harapan bangsa, sedini mungkin harus kita kenalkan dan ajarkan tentang memelihara lingkungan hidup. Dan salah satu caranya adalah dengan mengajarinya menanam tanaman yang arti penting dan manfaatnya akan diuraikan setelah pendahuluan ini.

2. Sebatang Pohon Sangat Berarti

Ada seorang bapak yang menasihati anaknya, “Nak, kita tanam pohon di halaman rumah kita yuk! nanti pasti bumi kita akan asri dan kita akan bernafas dengan tenang karena tidak kekurangan oksigen.” Tentu saja sii anak heran, masak sih hanya dengan menanam pohon akan menjadikan bumi asri dan umat manusia bernafas dengan sehat. Mungkin si anak hanya berpikir sebuah pohon yang ia tanam. Dia tidak berpikir bahwa kalau dalam satu hari yang sama ribuan atau jutaan anak lainnya juga menanam pohon seperti dirinya, maka sudah ada ribuan bahkan jutaan pohon yang ditanam di dunia ini. Dan jumlah sebanyak itu cukup untuk penghijauan bumi dan penyediaan oksigen umat manusia.

Tidak terbayang memang sebatang pohon yang ditanam seorang anak dapat menghijaukan dunia ini. Padahal kalau kita berpikir secara sosial, maka perilaku kolektif dari ribuan atau jutaan anak yang menanam pohon sangat mungkin untuk kembali menghijaukan kembali lingkungan kita. Dan itu semua dapat terwujud kalau anak tahu dan diajari tentang arti penting dan manfaat menanam bagi kehidupan mereka.

3.Arti Penting Menanam

Menanam adalah proses menumbuhkan bibit diatas tanah atau media lain yang sudah diolah sehingga berkembang menjadi tanaman atau tumbuhan.Para Antropolog menyebut kebudayaan yang merupakan hasil hasil cipta, karsa dan rasa manusia dengan istilah culture. Adapun culture sendiri berasal dari bahasa latin colore yang berarti “mengolah, mengerjakan”, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari arti ini berkembang arti culture sebagai “segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam”. Penggunaan kata culture untuk aktifitas mengolah tanah dan bercocok tanam oleh para antropolog menunjukan bahwa aktifitas ini oleh mereka dianggap sangat penting.

Tanaman merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan ekosistem.Dilihat dari hasilnya, tanaman atau tumbuhan merupakan merupakan sumber kebutuhan kita baik sandang, pangan maupun papan. Kita dapat makan yang merupakan sumber energi karena ada tanaman. Kita dapat bernafas dengan baik dengan menghirup oksigen karena ada yang merupakan hasil reaksi fotosintesis karena ada tanaman. Kita juga dapat meminum air bersih dikarenakan jasa tumbuhan yang menyimpan cadangan air melalui akar-akarnya yang itu semua merupakan hasil aktifitas menanam.

4. Menanam dan Surga Dunia

Dalam al-Quran, manusia diciptakan oleh Allah swt. sebagai khalifatu fil ardl yang bertugas untuk memakmurkan bumi (QS: 11:61). Salah satu upaya pemakmuran bumi bumi Allah ini adalah melalui aktifitas menanam. Dengan adanya aktifitas menanam, bumi akan menjadi indah, rimbun, makmur dan sejahtera. Dalam bahasa al-Quran, bumi indah dan rimbun yang ditumbuhi oleh berbagai macam tumbuhan dengan kata jannah (taman). Kata jannah sendiri seakar dengan kata Junnah (perisai), Jinnah / Jaan (salah satu nama makhluk Allah swt). Walaupun antara ketiga kata tersebut terdapat perbedaan penyebutan, namun secara substansial memiliki memiliki irisan makna yaitu sesuatu yang tersembunyi dan melindungi. Taman atau kebun merupakan tempat berlindung berbagai organisme dari teriknya matahari melalui rimbunnya pepohonan. Perisai merupakan alat untuk melindungi diri dari ancaman senjata musuh baik pedang maupun tombak ketika sedang berperang. Sedangkan jinn/jaan adalah makhluk Allah swt. yang keberadaannya tersembunyi dari pandangan mata manusia kecuali dengan izin Allah swt.

Di dalam al-Quran, surga sebagai tempat kebahagiaan yang dijanjikan untuk orang-orang beriman dan bertaqwa disebut juga dengan kata jannah. Penyebutan jannah untuk dua realitas yang berbeda yaitu surga dan taman menunjukan bahwa diantara dua realitas tersebut memiliki kesamaan fungsi walaupun wujud keduanya berbeda. Maka dari itu, tidaklah salah jika kita sudah dapat membudayakan menanam dalam kehidupan, kita bisa menyebut lingkungan kita sebagai surga dunia.

5. Manfaat Menanam dalam Perspektif Eco-Theology

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW. bersabda : “Tidaklah dari seorang muslim menumbuhkan tumbuhan atau menanam tanaman kemudian bagian dari tanaman/tumbuhan itu dimakan burung , manusia, atau binatang kecuali padanya terdapat shadaqah.” (H.R. Muslim)

Hadits diatas menerangkan secara eksplisit bahwa manfaat menanam tanaman akan kembali kepada penanamnya. Dikarenakan apabila tanaman yang kita tanam dapat bermanfaat bagi makhluk Allah yang lainnya, maka tanaman kita dapat menjadi shadaqah jariyah yang pahalanya terus mengalir walaupun kita telah meninggal nanti.

Dalam rantai makanan, tumbuhan juga menempati posisi produsen yang menjadi makanan bagi tingkatan konsumen selanjutnya. Tanaman juga menjadi penyimpan energi terbesar dalam peristiwa aliran energi dari produsen ke konsumen. Hal ini dikarenakan tumbuhan merupakan organisme autotrof yang bisa membuat makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari.

Dari uraian-uraian diatas, cukuplah kiranya kita ketahui bahwa aktifitas menanam sangatlah penting bagi kehidupan kita ini. Dan sangat merugilah orang-orang yang belum mengerti arti menanam serta belum mengenalkan arti pentingnya menanam bagi anak-anak Indonesia.

6. Realitas yang Bertolak Belakang

Walaupun aktifitas menanam itu begitu penting, namun dalam kenyataannya aktifitas ini sudah tidak lagi familiar dikalangan anak-anak di Indonesia. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Pertama, karena adanya pengaruh ideologi konsumerisme yang menyerang anak-anak kita. Gaya hidup ini ditandai dengan cara berpikir bagaimana “menggunakan” benda konsumsii bukan “menghasilkan” atau “memproduksinya”, sehingga anak-anak kita jarang yang berpikir untuk menanam tetapi hanya makan,makan dan makan. Kedua, masih sedikitnya peran pendidikan dan media informasi dalam mengenalkan pentingnya menjaga lingkungan hidup bagi anak-anak Indonesia. Kita masih dapat menghitung banyak sekolah alam yang sudah didirikan di negeri kita ini. Dan tayangan Bolang (Bocah Petualang) masih menjadi satu-satunya acara televisi yang memperkenalkan dan mengajarkan anak supaya peduli terhadap lingkungan hidup.

Maka tidak heran jika timbul kekhawatiran dari berbagai pihak sepertii aktivis lingkungan hidup, pecinta alam dan rakyat Indonesia lainnya terhadap realitas seperti ini. Mereka mengharapkan tumbuhnya generasi muda (anak-anak dan remaja ) yang peduli lingkungan hidup. Sehingga lingkungan hidup dan alam Indonesia dapat terselamatkan di masa depan.

7. Beberapa Solusi

Menghadapi kenyataan yang seperti itu, maka kita harus mengupayakan langkah antisipatif untuk memberikan paradigma terhadap anak-anak Indonesia tentang pentingnya menanam. Dan berikut akan diuraikan beberapa langkah untuk menanamkan arti pentingnya menanam terhadap anak-anak Indonesia.

Ø Masyarakat khususnya para orang tua sedini mungkin harus mengenalkan anak-anaknya tentang arti pentingya menanam. Karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama bagii anak untuk belajar bersikap dan berpikir sebelum memasukii lingkungan luar. Dan dengan pola pendidikan yang benar dalam keluarga, anak-anak juga bisa dihindarkan dari budaya konsumerisme. Insya Allah, anak-anak Indonesia bisa menjadi anak-anak yang produktif di masa depan.

Ø Setelah lingkungan keluarga, pendidikan formal dan media informasi memberikan pengaruh yang sangat kuat bagi karakter anak. Oleh karena itu, pemerintah harus mengupayakan untuk memasukan dan meningkatkan kurikulum pendidikan mengenaii lingkungan hidup.Pemerintah juga harus mengadakan kegiatan-kegiatan yang membuat anak-anak tertarik dan mencintai lingkungan hidup. Setelah pendidikan, media sebisa mungkin menayangkan acara-acara anak lain yang ada hubungannya dengan menanamkan anak untuk peduli terhadap lingkungan hidup. Bukan hanya Bolang Si Bocah Petualang saja, masih banyak peluang lain untuk menayangkan hal serupa. Jika media sudah dapat berperan dalam membentuk paradigma anak, maka Insya Allah dalam waktu yang singkat anak-anak Indonesia akan mengerti arti pentingnya menanam.

Ø Masyarakat atau LSM-LSM supaya membudayakan gerakan menanam pohon khususnya terhadap anak-anak Indonesia. Dan semakin sering kegiatan tersebut dilaksanakan, maka akan semakin bagus hasilnya terhadap masyarakat dan anak-anak kita. Karena kita ketahui bersama, biasanya masyarakat Indonesia hanya tertarik kalau ada even-even yang besar. Maka kalau dimulai dengan mengadakan even-even besar, Insya Allah seterusnya akan tertanam kesadaran di masyarakat kita tentang pentingnya menanam.

8. Tanamlah! Walau Besok Kiamat

Rasulullah SAW. pernah bersabda : “Apabila esok kiamat terjadi, sementara di tanganmu ada bibit kurma, maka jika mampu menanamnya sebelum kiamat terjadi, tanamlah!” (H.R. Ahmad)

Bila kita melihat dari perspektif keduniaan, kita akan bertanya untuk apa menanam pada ketika segala sesuatu sudah tidak berguna lagi (kiamat). Bila kita menanam sementara esoknya kiamat, pasti kita tak kan dapat menuainya. Oleh karena itu,dibalik pernyataan hadits tersebut terdapat makna bahwa menanam biji yang ikhlas karena Allah swt. pasti akan menuai pahalanya di akhirat kelak.

9. Kesimpulan

Dari uraian panjang diatas, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan diantaranya:

Ø Menanam merupakan aktifitas yang sangat vital bagi umat manusia.

Ø Mengenalkan arti pentingnya menanam terhadap anak-anak Indonesia merupakan hal yang sudah tidak dapat ditawar-tawar lagi.

Ø Menanam merupakan aktifitas yang menguntungkan baik dari segi dunia dan akhirat.

Jadi, mulailah menanam sekarang juga !

Wallahu A’lam

Kepustakaan :

Karman dkk. Islam dan Lingkungan Hidup, Bandung: Pimp. Daerah Muhammadiyah Kota Bandung,2007.

Koentjaraningrat. Pengantar Antropologi, Rineka Cipta: Jakarta,1991.

Artikel ini merupakan artikel yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Artikel YKAI dan UNICEF untuk penulis muda.

Darimu (Perempuan) untuk Dunia

Perempuan, seorang makhluk yang diciptakan Allah swt. tuk menemani Sang Adam yang kesepian. Seorang makhluk yang sangat berjasa dalam mempertahankan spesies manusia sehingga tidak punah hingga era globalisasi ini. Seorang pahlawan tanpa tanda jasa yang dengan tangan dinginnya telah lahir banyak tokoh besar, para ilmuwan, para ulama bahkan para pemimpin dunia.

Aku tahu kau berasal dari kata “empu” yang dibubuhi imbuhan per dan an, jadilah kata “perempuan”. Aku ingat ketika Ken Arok meminta Empu Gandring untuk membuat keris demi cintanya kepada Ken Dedes, dan aku masih ingat pelajaran IPS di SD bahwa para empu seperti Empu Prapanca, Empu Sendok, Empu Panuluh yang menghasilkan karya besar berupa kitab-kitab terkenal. Tapi kamu lebih daripada itu, kau merupakan seniman yang telah memberi warna bagi dunia yang suram ini.

Di pundakmu bertumpu karakter para generasi penerus dan tunas bangsa ini. Tapi kenapa kau malah berpikir hal itu membebanimu, dan kau malah lari menemui hak-hak lelaki. Sebegitu parahkah doktrin feminisme yang absurd telah meracuni pikiranmu. Padahal islam telah menjunjung tinggi martabatmu. Generasi apakah yang akan dihasilkan dari para perempuan artis, penyanyi dangdut yang dengan goyangnya hanya menampilkan pesona erotika yang kelak kan berbuah siksa neraka? Generasi apa? Apalagi sekarang islam sedang berusaha bangkit dari kejamnya peradaban. Apakah kamu akan terus seperti ini?

Bukan, kamu diciptakan bukan sebagai racun dunia, aku yakin, melainkan kamulah pemanis dunia. Tapi kamu banyak yang menyimpang dari fithrah itu, sehingga pantas kalau kamu disebut racun dunia, yang butakan semua. Dan tidaklah aneh kalau Rasulullah SAW. bersabda bahwa yang paling banyak menikmati siksa panasnya api neraka adalah perempuan.

Wahai kaum perempuan, sadarlah! bangkitlah! bergabunglah dengan segolongan diantara kalian yang sedang membangun peradaban. Lahirkanlah banyak manusia hebat dimuka bumi ini, karena semua bergantung kalian. Ingat, tidak sedikit yang telah kau lakukan untuk dunia.

Jumat, 16 Mei 2008

Cinta di Mata Seorang Ulama

Akan menghinalah mereka yang tak mengenal cinta
Sungguh cintamu padanya wajar adanya
Mereka bilang, cinta bikin kau gila
Padahal kau orang paling paham agama

Ku katakan pada mereka
Mengapa kalian iri padanya ?
Jawabnya
Karena ia mencinta dan dicintai pujaan jiwa

Kapan Muhammad mengharamkan cinta
Dan apakah ia menghina umatnya yang jatuh cinta
Janganlah kau berlagak mulia
Dengan menyebut cinta sebagai dosa

Janganlah kau pedulikan apa kata orang tentang cinta
Entah yang berkata keras atau halus biasa
Bukankah manusia harus menetapi pilihannya
Bukankah kata tersembunyi tak berarti diam seribu bahasa

Dikutip dan diterjemahkan dari kitab Tawqul Hamamah
Karya Syaikhul Islam Ibnu Hazm el Andalusy


Globalisasi

Jika kita mengkaji diskursus globalisasi di era modern dan posmodern dengan menggunakan metodologi semiotika dan hipersemiotika maka kita akan dapati bahwa hal itu merupakan sesuatu yang absurd. Dan akan berimplikasi terhadap primordialisme yang orang banyak memandangnya secara non holistik sehingga eksistensi dan relevansi dari globalisasi tersebut patut untuk dipertanyakan.
Realitanya sekarang, globalisasi sudah menjadi properti bagi kekuasaan despotik yang bersifat diktatoris. Sehingga berimplikasi skizofrenik yang menurut teori psikoanalisis merupakan faktor dari distorsi psikologi.
Lalu jika kita kaji dengan filsafat rasionalisme yang logis dan empiris, maka kita akan dapati bahwa globalisasi merupakan gejala psikososial yang menjadi endemi terhadap umat manusia dewasa ini. Tak dapat dipungkiri bahwa imagologi sudah merasuk ke dalam personalitas manusia dewasa ini. Sehingga terbentuklah hukum hiperealitas yang berimplikasi terhadap kultur konsumerisme dan kapitalisme. Walaupun Karl Marx dalam hal ini meletakan pondasi kapitalisme dalam masterpiece nya Das Capital, tapi euforia yang mengadiksi masyarakat barat membuat westernisasi gencar dilakukan dimana-mana.

Seperti inilah contoh tulisan seorang yang ingin kelihatan keren dimata orang karena bahasanya yang kemahasiswaan atau ketinggian. Dan tulisanku salah satunya!

Minggu, 11 Mei 2008

Ujian Nasional/Ujian Pelajar

Udah cukup lama saya tidak menumpahkan materi-materi di otak saya menjadi sebuah tulisan dalam blog ini. Dan sekarang saya akan coba menumpahkan lagi materi tersebut.
Kemarin, beberapa hari yang lalu, saya mengalami sebuah fase yang"menegangkan" dalam hidup saya. Kata orang, namanya sih Ujian Nasional. Saya masih tidak mengerti, mengapa disebut ujian nasional. Kalau mau tau, ternyata nggak terlalu menegangkan lho ! (ini pesan buat adik - adik kelasku). Emang awalnya guru-guru pada nakut-nakutin tentang setan-setan yang seolah akan membunuh kalian. Namanya "Tidak Lulus" dan yang lebih lucu lagi, kalau kalian di tangkap setan tersebut maka kalian dibilangnya akan gagal dalam hidup. Tapi, ternyata nggak kayak gitu, keajaiban demi keajaiban datang ketika malam-malam UN. Dan keajaiban itu bakal menyelamatkan kita dari setan tersebut.
Dan memang karena pemerintah sedang getol-getolnya ngasih UN ke kita, sehingga Allah pun ngasih UN ke kita. Di mulai dari Tsunami di Aceh, Gempa-gempa, Banjir, sampai Sidoarjo yang sekarang jadi kolam susu, eh lumpur, itu semua kan merupakan Ujian Nasional buat bangsa kita. Dan pemerintah malah mengadakan UN tambahan kepada pelajar, padahal bangsa kita belum sepenuhnya bangun dari UN yang satu lagi.
Makanya kalau menurut saya, Ujian yang akan atau selama ini kita hadapi, lebih baik disebut ujian pelajar aja ya? Setuju nggak! Kalau UN seolah-olah Ujian nya datang buat seluruh bangsa Indonesia.
Udah lah, bisi bayar internetnya kemahalan, yang pasti,nggak usah jadikan hal ini perdebatan atau pemikiran, tapi jadikanlah hal ini pemacu semangat kita untuk belajar.